Being Teacher is not easy

Yap, kali ini saya akan share about my teaching experience. Alhamdulillah sebelum lulus, saya sudah mempunyai pengalaman mengajar sebagai guru les privat. Pun begitu, ketika sedang skripsi Alhamdulillah saya dapat pekerjaan di sebuah bimbel ternama di kota Bandung. Ketika akan menikah saya resign dan bekerja di sebuah yayasan yang memiliki konsep mengajar agama dengan sistem sekolah alam. Disana sya mengajar iqro+b’inggris 🙂 Setelah menikah saya resign karena mengikuti suami yang bekerja di Tasikmalaya a.k.a back to my hubby’s hometown. Selang 3 bulan, Alhamdulillah saya mendapatkan pekerjaan as teacher (honor) di sebuah SMP. Beruntungnya saya, karena sekolahnya dekat sekali dengan rumah. tinggal jalan kaki lima menit sudah nyampe 😀  Dari berbagai tempat mengajar itulah, sya mendapat banyak tantangan sekaligus pengalaman dan pelajaran.

Ketika saya mengajar les privat, klien saya itu rata-rata anak middle-high class. Saya datang ke rumah mereka, dimana rata-rata mereka itu cuma dirumah dengan pembantu/saudara mereka. Minat mereka untuk belajar juga kurang tapi mereka rata-rata anak yang mudah mengerti dengan pelajaran bahkan ada yang pintar juga. Kadang ortunya yang memaksa mereka untuk les agar ada yang mengawasi belajar ketika di rumah. Sedangkan ortunya terlalu sibuk jadi ortunya menyewa jasa guru privat. Untuk honornya, Alhamdulillah saat itu cukuplah buat jajan/beli buku kuliah. Selang beberapa bulan, alhamdulillah saya tidak pernah meminta uang jajan lagi karena cukup dari penghasilan sebagai guru les privat 🙂

Ketika saya lagi banyak-banyaknya klien privat, saya tiba-tiba diajak sama pacar a.k.a suami untuk ngelamar kerja di bimbel. kebetulan pacar saat itu sudah bekerja disana. Niatnya iseng aja, etapi keterima, Alhamdulillah. Namun karena jadwal mengajar di bimbel tersebut sangat padat, belum lagi saya masih training jadi ga bisa izin. maka saya terpaksa menyetop kegiatan menjadi guru privat dan saya berikan klien saya sama sahabat-sahabat saya 🙂 Di bimbel itu, murid-murid yang saya ajar termasuk murid-murid yang active a.k.a maceuh karena mereka sudah kurleb 4 tahun les disana. otomatis, mereka itu manja dan kadang seenaknya sama guru. Namun, Alhamdulillah saya bisa dekat dengan mereka. Murid-murid disana juga rata-rata berasal dari middle to high class. kemampuan mereka menyerap materi juga bervariasi dari low-high,hahaha Senang sih mengajar disana, namun tempatnya yang kadang lumayan jauh dari rumah saya di Cihampelas, membuat saya merasa pekerjaan itu melelahkan namun sebanding dengan honornya sih, hahaha.

Saya memutuskan resign dan mengajar di sebuah yayasan yang terletak di Cipedes Tengah, daerah Sukajadi Bandung. Sebetulnya lembaga ini semacam EO juga sih, yang menyediakan fasilitas belajar agama dengan konsep alam. you know what I mean kan? jadi belajarnya dengan sistem di alam terbuka dan sistemnya fun learning, penuh dengan games, story telling, dan lebih merangsang psikomotor anak. Sehingga anak-anak juga bisa fun dan tidak merasa bete. Saya senang sekali mengajar disini, kebersamaan dengan rekan kerja dan bos sangat terjalin dengan baik. Apalagi sering diajak jalan-jalan oleh si bos, haha. Anak-anak yang belajar disini juga sistemnya temporer dan permanent, hehe maksudnya ada kegiatan mengaji rutin dan ada yang cuma weekend aja. Yang rutin itu, yang berasal di sekitar Cipedes. Sedangkan kegiatan yang weekend untuk anak-anak dari luar yang rata-rata berasal dari kalangan middle-high class. Seru dan banyak pengalaman sekaligus pembelajaran juga bagi saya. Iman saya di upgrade lagi disana,hehe pokoknya bergabung disana itu merupakan blessing buat saya. 🙂

Nah setelah menikah, saya resign dan hijrah dari Bandung ke Tasikmalaya. Kemudian mengajar di sebuah Madrasah setara SMP, You know what I mean kan?hehe Disini saya jadi guru yang mengajar di kelas. Namun Alhamdulillah murid di tiap kelas itu terbilang standar tidak sampai 30 orang, sehingga masih bisa terhandle. Murid-murid di sini berasal dari kalangan bawah. Dimana kebanyakan ortu mereka kerja sebagai petani, TKI,TKW, dan bekerja di kota. Sehingga murid-murid saya kurang perhatian dan mereka kurang memiliki semangat belajar. Di sini saya benar-benar berusaha keras agar mereka mau semangat belajar dan mengerti apa yang saya ajarkan. Yah pekerjaan menghonor memang tidak menghasilkan banyak uang, namun saya tetap merasa happy dan semangat. Karena saya merasa ini tantangan buat saya 🙂

Cheess!0162

Tulisan ini saya buat sebagai pengingat bahwa saya harus selalu bersyukur dengan apa yang Alloh takdirkan buat saya. Alhamdulillah, saya selalu dimudahkan dalam mendapat kerja dan semoga sya makin mencintai pekerjaan saya.  Because I believe Mengajar itu membuat awet muda 🙂

Leave a comment